Looking For Anything Specific?

ads header

Bekasi, 20 Agustus 2015

Dengan adanya perpisahan, kita dapat lebih menghargai adanya pertemuan – Unknown


Rasanya, waktu terkikis begitu cepat, waktu enam bulan saya sudah habis. Tanpa disadari hari ini merupakan hari terakhir saya bekerja di Bekasi. Ya, Bekasi. Kota yang dulu tak pernah saya masukkan ke dalam buku hidup saya.


Hari ini saya datang ke kantor, seperti biasanya. Saat saya lihat kalender kemudian saya sadar, ya hari ini hari terakhir. Rekan-rekan di kantor memang tidak banyak yang tahu, hanya beberapa orang dan tentunya saya sendiri. Kak Winda bahkan kaget bahwa hari ini adalah hari terakhir saya bekerja di kantor Bekasi.

Tak ada air mata yang jatuh dari mata saya saat berjabat tangan dengan rekan-rekan yang lain, tapi saya tersenyum. Bagi saya, ini bukanlah akhir dari segalanya. Jadi saya tidak perlu menangis karena saya yakin bahwa kita akan bertemu lagi lain kesempatan dengan senyuman. Karena perpisahan dan pertemuan bagai dua mata koin yang saling menempel.

Meskipun hari telah dilalui tanpa tangisan, namun mata saya menatap jauh lebih lama. Saya menatap meja kerja jauh lebih lama, saya menatap karpet kantor jauh lebih lama, saya berjalan menatap tangga jauh lebih lama. Saya berusaha untuk menangkap hal-hal tersebut dalam bola mata saya, agar hal-hal tersebut terkunci dalam ingatan saya. Saya tidak ingin lupa bagaimana bangunan yang sudah menaungi saya selama enam bulan, toilet yang sering saya pakai, kursi yang saya duduki dan lainnya. Pada kenyataannya, manusia tidak pernah terbiasa untuk mengucapkan kata perpisahan. Karena, sekuat apapun saya menahan air mata, rongga kecil itu pasti hadir dalam hati saya.

Percaya atau tidak, hari ini saya memakai baju yang sama pada hari pertama saya datang ke Bekasi. Ah, saat saya ingat akan hal ini tak sengaja bulir-bulir air mata saya menetes. Baju ini benar-benar menjadi pembuka dan penutup hari saya di Bekasi. Dan, ingatan ini sedikit demi sedikit membuka rongga hati saya jauh lebih besar dari sebelum nya.

Lalu hingga saat-saat terakhir, penyesalan-penyesalan itu datang menyergap. Mengapa saya tidak menjadi rekan kerja yang jauh lebih baik bagi mereka? Mengapa saya tidak mengenal mereka jauh lebih baik? Mengapa saya tidak bercengkrama lebih banyak? Dan mengapa-mengapa yang lain terus berdatangan. Tapi, waktu telah berlalu dan kaki saya harus terus melangkah meninggalkan kantor tersebut semakin jauh. Namun, dalam hati ada sebuah jawaban yang saya yakini. Ya, mungkin dalam enam bulan tersebut saya tidak menjadi rekan kerja maupun teman yang baik bagi mereka, tapi saat bertemu lagi lain kali pasti saya dapat menjadi pribadi yang lebih baik.

Terima kasih saya tuliskan untuk semua rekan di Bekasi. Terima kasih untuk segalanya, tidak mampu saya tuliskan rinci atas memori yang sudah dipahat setiap hari nya. Terima kasih telah menjadi kolega baru saya. Terima kasih telah menjadi salah satu cerita dalam hidup saya.

Mari bertemu lain kesempatan. 

Salam,


YH

Posting Komentar

1 Komentar

PiNk! mengatakan…
Thank you for spending your time with us.. wishing you all the best and success for your future. (Kapan2 kita nonton konser bareng yahhh)