Halo Tuhan!
Bolehkah aku sedikit mengungkapkan keluh kesah ku? Tuhan, aku tau Kau adalah Dzat paling pemurah dan penyayang.
Tuhan, maaf aku belum bisa menjadi orang baik. Padahal dua tahun lalu aku sudah berikrar untuk berjalan ke arah yang lebih baik, berjalan di jalan yang Engkau Ridhoi. Tapi Tuhan, aku ingkar, lagi dan lagi. Sama seperti saat aku bilang aku akan berhenti melakukan hal-hal yang membuat dosa dan tidak Kau sukai. Aku tau bahwa Engkau ingat aku pernah berjanji, sering sekali, mungkin Engkau bosan dengan semua kata-kata ku, bosan dengan semua janji palsu yang telah kubuat lalu ku lupakan.
Tapi Tuhan, aku bersyukur, mengetahui ternyata Engkau selalu menyayangi HambaMu dengan cara yang tidak bisa dilihat oleh hambaMu dari satu sudut pandang saja. Terima kasih Tuhan, sekarang aku sedikit bisa paham curahan cinta dariMu.
Tuhan, terima kasih Engkau memberikan aku kesempatan untuk sedikit mencicipi dunia kerja lebih dulu dibanding teman-teman yang lain. Aku sangat senang. Hal ini membuat kedua orangtua ku tersenyum bangga terhadapku, aku sangat bahagia. Tapi ternyata disisi lain aku juga telah mengecewakan orang lain, disaat yang sama. Tuhan, aku tahu bahwa aku tidak mungkin disukai oleh semua orang, bahkan Seorang Nabi yang memiliki sifat paling mulia sekali pun memiliki orang-orang yang tidak menyukai nya, apalagi aku. Tapi Tuhan, aku tidak merasa apa-apa jikalau aku tidak disukai beberapa orang, dan aku juga tidak bisa memaksa mereka untuk menyukai ku karena itu hak mereka. Tapi Tuhan, aku benci ketika aku mngetahui bahwa aku telah membuat orang lain kecewa. Ini sangat menekan ku.
Tuhan, aku merasa sangat senang bisa memiliki pengalaman luar biasa karena bisa bekerja di tempat yang hebat besama orang-orang yang baik. Tapi Tuhan, aku merasakan kesepian dan sedih. Aku tahu bahwa Engkau tidak akan pernah meninggalkan ku sendirian. Tapi Tuhan, ternyata hidup sendiri di sebuah kamar kos tidaklah begitu menyenangkan seperti yang kupikir dulu. Dulu, aku sangat-sangat ingin hidup menyewa kamar kos karena merasa kampus ku terlalu jauh, tapi ayah dan ibu tidak mengizinkan karena ada alasannya. Sebenarnya aku sedikit kecewa. Tapi sekarang, aku sudah mencicipi bagaimana menjadi anak kos. Bebas namun kesepian. Tuhan, tolong lah aku agar aku bisa menjalani fase anak kos ini dengan hati yang selalu tegar.
Tuhan, aku belum banyak bersyukur atas hal-hal sederhana dan nikmat yang Engkau berikan. Aku masih sangat tergiur oleh kenikmatan dunia dan kilau harta. Tuhan, kini saat aku hidup sendiri aku bisa menyadari bahwa ada nikmat-nikmat sederhana yang ternyata jauh lebih berharga dari pada tumpukan emas. Belaian sayang dari orangtua ku, petuah-petuah mereka, teman-teman yang baik, perhatian dan pengertian dari orang-orang tersayang dan banyak lainnya. Aku rindu itu semua Tuhan. Aku rindu ketika ayah membela rambutku dengan sorot mata penuh kasih. Aku rindu dengan suara ibu yang selalu menyuruhku ini dan itu. Aku rindu dengan suara teman-teman ku saat kita tertawa bersama karena hal-hal sepele. Aku rindu. Sekarang waktu ku tidak terlalu banyak untuk menikmati hal itu, tidak seperti sebelum aku menerima kesempatan magang ini. Dulu, aku menganggap semua itu hanyalah hal-hal biasa yang pasti kudapatkan setiap hari. Tapi, kini aku memandangnya dari sudut pandang terbalik. Ternyata semua hal itu sungguh luar biasa. Terima kasih Tuhan aku masih diberu kesempatan olehMu untuk memiliki hal-hal sederhana yang nikmatnya sungguh luar biasa. Manusia memang sulit bersyukur atas hal-hal seperti ini ketika mereka berpikir bahwa mereka pasti dan akan selalu memiliki nya. Semua hal yang biasa memang akan terlihat luar biasa ketika sedikit demi sedikit menghilang atau sekaligus lenyap, barulah manusia sadar bahwa hal-hal sederhana nyata nya jauh lebih berarti daripada hidup bergelimang harta tanpa kasih dan sayang dari orang sekitar.
Tapi Tuhan, aku tahut. Aku takut waktu ku semakin habis untuk merasakan hal-hal itu lagi. Aku takut menjadi tua. Bukan masalah jika aku nanti akan menjadi keriput, tapi aku takut kehilangan hal-hal sederhana itu, takut kehilangan. Tuhan, apakah rasa takut ini salah? Maafkan aku. Aku begitu congkak dan angkuh, padahal itu semua adalah milikMu yang kau titipkan sesaat tapi aku ingin memiliki nya selama nya. Orangtuaku, teman-teman ku juga harta dan lainnya. Aku rakus ya? Maafkan aku.
Tuhan, aku selalu memohon dan meminta kepadaMu. Mohon ini dan itu. Tapi aku belum menjalankan kewajiban ku padaMu, aku masih saja belum menjauhi semua larangan Mu. Aku hanya selalu berkata maaf setelah melakukan dosa dan berjanji tidak akan mengulangi nya lagi. Tapi, janji tinggalah sebuah janji lagi.
YH.
2 Komentar