Looking For Anything Specific?

ads header

Buku Bulan Ini: O


Tentang seekor monyet yang ingin menikah dengan kaisar dangdut.

Begitulah yang tertulis dibelakang buku ini. Singkat tapi merangkum sebuah buku. Buku yang diluncurkan dan diadakan tumpengannya pada 13 maret lalu merupakan novel ke-4 karya Eka Kurniawan. Buku ini ditulis selama delapan tahun tutur sang penulis. Tak mengherankan bila buku ini cukup tebal.

Lagi-lagi saya merusak list buku yang harus saya baca karena karya mas Eka, saya menyalahkan mas Eka karena telah membuat saya jatuh hati kepada karya-karya mas Eka. O, judul yang singkat. Awalnya saya mengira bahwa O adalah seekor monyet lelaki yang ditinggalkan oleh kekasihnya Entang Kosasih. Sial, ternyata O adalah seekor monyet betina. 

Buku ini awalnya belum memiliki tokoh utama seekor monyet, namun mas Eka mendapatkan ide tersebut ketika menemani anaknya menonton topeng monyet. Mas Eka juga menambahkan bahwa buku ini hadir untuk memperlihatkan bahwa hewan juga punya sisi manusia dan manusia memiliki sisi seperti hewan. 

Buku ini memiliki berbagai layer, namun cerita satu dengan lainnya berkesinambungan. Mas Eka juga berkata bahwa buku ini adalah fabel yang layak dikonsumsi untuk orang dewasa. Tentu saja ini fabel karena banyak binatang yang bisa berbicara. Namun, ada banyak adegan dewasa yang tidak mungkin dibaca oleh anak-anak. 

O adalah seekor monyet betina yang hidup bersama gerombolan monyet lainnya di Rawa Kalong. Disana ia hidup dan jatuh cinta dengan Entang Kosasih, seekor monyet jantan yang pemberani dan gila. Gila karena ia selalu berkata bahwa suatu hari akan menjadi manusia layaknya Armo Gundul, tapi O tetap mencintainya. 

Suatu hari Entang Kosasih menghilang begitu saja. O percaya bahwa impian Entang Kosasih menjadi seorang manusia sudah terwujud, tapi dia tidak mungkin bertemu dengan Entang Kosasih dalam wujud seekor monyet. O berusaha untuk bertemu lagi dengan Entang Kosasih dalam wujud manusia, ikut serta dalam topeng monyet adalah salah satu usahanya. 

Dalam hari-hari menjadi penghibur di sirkus topeng monyet yang dimiliki pawang bernama Betalumur, O berteman dengan Kirik. Kirik adalah seekor anak anjing liar yang kadang datang ke kolong jembatan untuk bertemu O. 

Cerita tidak hanya seputar O yang sedang mencari jalan untuk bertemu Entang Kosasih, tapi ada cerita lain tentang Sobar sang polisi, Manik Maya si tikus cenayang, Rini Juwita hingga kehidupan kirik. Cerita yang memiliki berbagai lapisan layer ini tidak kalah menarik dari cerita O dalam pencariannya untuk menemui Entang Kosasih. 

Mas Eka mampu mempermainkan saya, ada banyak twist yang terjadi dalam buku ini. Dan saya menyukai itu. Meski sedikit geram juga.  Menurut saya, buku ini juga merupakan karya mas Eka yang Jenaka namun serius. Entah kenapa, tapi saya merasa ada kemiripan antara mas Eka dengan Akutagawa Ryunosuke. Karena beberapa karya mereka memiliki satu hal yang sama: jenaka namun serius. 

Saya merekomendasikan buku ini kepada orang yang ingin bernostalgia membaca fabel dengan cara yang berbeda. Kepada orang yang ingin menilik sisi relijius serta kebejatan seorang manusia. Dan kepada orang yang ingin melihat sisi manusia dari mata hewan.

Karena tumpengan O saya bisa dapat tandatangan

"Kau akan bertemu dengan seseorang. Kau juga akan berpisah dengannya. Tapi yakinlah, kalian juga akan bertemu kembali. Sebab seperti itulah dunia." - hlm. 418

Tabik,


YH

Posting Komentar

0 Komentar